FKPP Bone Rapat Koordinasi, Bahas Program 2023
Kontributor
Watampone, (Humas Bone) – Melalui Forum Komunikasi Pondok Pesantren (FKPP), Seksi Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren (PD.Pontren) Kantor Kemeneterian Agama (Kemenag) Kabupaten Bone gelar Rapat Koordinasi.
Rapat dilaksanakan di Aula Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bone, Kamis (12/1/2023) dimulai sekitar pukul 08.30 Wita. Kegiatan ini dihadiri langsung oleh Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bone Abd. Hafi M. Talla beserta pejabat pengawas dijajarannya antaranya Kasubag TU Ahmad Yani dan Kasi PD. Pontren Salahuddin Siata. Hadir pula Ketua FKPP Bone Zaenal Abidin dan Ketua PD.DDI Kab. Bone Idris Rasyid.
Sementera rapat koordinasi ini diikuti oleh peserta dari Pimpinan Pondok Pesantren, Ketua Lembaga Pendidikan Quran (LPQ) dan Kepala Madrasah Diniyah Takmiliyah (MDT) se Kabupaten Bone.
Dalam laporannya, Kasi PD. Pontren menyampaikan jika pertemuan yang digelar FKPP menjadi silaturahmi pertama dengan Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bone.
“Ini menjadi silaturahmi pertama. Yang hadir ada Kepala TPQ, RTQ dan MDT, dan kami sampaikan jika di Bone ada 25 pondok pesantren yang telah mendapat izin,” kata Salahuddin.

Lebih lanjut terkait rapat koordinasi kata Salahuddin, untuk evaluasi program yang telah dilaksanakan tahun 2022 dan rencana program tahun 2023.
“Apa yang kita lakukan setelah evaluasi program tahun 2022 dan apa-apa yang kita harus lakukan di tahun 2023 ini,” jelas Salahuddin.
Sementara itu, Kepala Kantor Kemenag Bone Abd. Hafid M. Talla mengawali sambutannya dengan mengajak peserta pertemuan untuk membaca surah al-fatihah. Hal ini telah menjadi pembiasaan Abd. Hafid jika sedang pertemuan dengan jajarannya. Tidak hanya dibaca, namun dia memaknai surah al-fatihah yang dibaca bersama ini.
.jpeg)
Setelahnya, Abd. Hafid menjelaskan eksistensi lembaga pondok pesantren di Indonesia. Menurutnya posisi pondok pesantren saat ini yang ibaratnya sedang naik daun.
“Posisinya sudah sangat luar biasa bahkan sejajar dengan sekolah umum dan madrasah. Bahkan kita di pondok pesantren sudah lebih unggul. Penerimaan TNI/Polri ada program prioritas untuk siswa penghafal al-qur’an 30 juz. Begitupun dalam olimpiade, banyak diraih dari santri seperti Athira,” ungkapnya.